Klasifikasi Ikan patin
1. Patin Siam
Kingdom | : Animalia |
Filum | : Chordata |
Kelas | : Pisces |
Ordo | : Siluriformes |
Sub Ordo | : Siluroidea |
Famili | : Pangasiidae |
Genus | : Periopthalmus |
Species | : Periopthalmus sutchi, atau Pangasius |
sutchi, atau Pangasius hypothalmus. |
Nama Lokal: patin bangkok, lele bangkok, jambal siam
2. Patin Jamban
Kingdom | : Animalia |
Filum | : Chordata |
Kelas | : Pisces |
Ordo | : Siluriformes |
Sub Ordo | : Siluroidea |
Famili | : Pangasiidae |
Genus | : Pangasius |
Species | : Pangasius djambal, atau Pangasius |
pongosius, atau Pangasius spp_ |
Nama Lokal: patin jambal, patin kipar
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan. Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk membudidayakannya.
Ikan ini cukup responsif terhadap pemberian makanan tambahan. Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga Pangasidae, ikan ini tidak membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“ tubuhnya.
Perkembangbiakan ikan patin
Secara alamiah, perkembangbiakan ikan berlangsung mulai dari telur, menetas menjadi burayak (ukuran di bawah 1 cm.) lalu menjadi kebul (ukuran 1 – 3 cm.) dan putihan (3 – 5 cm). Ukuran burayak, kebul dan putihan ini bisa berbeda-beda untuk masing-masing jenis ikan. Sekarang ini, anak lele berukuran 5 cm sd. 10 cm. masih bisa disebut sebagai putihan. Bahkan kadang-kadang masyarakat yang awam di sub sektor perikanan masih menyebutnya sebagai kebul. Induk beberapa jenis ikan, misalnya mujahir dan nila, setelah bertelur akan mengerami telur dan anak-anaknya di dalam mulut sampai menjadi kebul yang siap dilepas di alam. Ikan-ikan jenis cat fish biasanya bertelur di lubang-ubang yang menjadi sarang mereka, dan telur itu akan menetas di sana dan sesudah itu tidak dierami induk mereka di dalam mulut. Proses perkawinan ikan, lazim disebut sebagai pemijahan. Istilah ini, sebenarnya merupakan frase khusus pada sub sektor perikanan. Sebab proses menyatunya sperma dan sel telur pada ikan, terjadi di luar tubuh. Artinya, induk betina yang sudah matang telur akan mengeluarkan telur-telur tersebut, bersamaan dengan itu induk jantan akan mengeluarkan spermanya. Pertemuan antara sel telur dengan sperma itu terjadi di air. Hingga sebenarnya ikan tidak pernah kawin seperti halnya pada mamalia misalnya. Pola perkawinan yang sangat khusus ini telah memungkinkan adanya pemijahan buatan. Induk-induk betina yang telah matang telur diurut hingga seluruh telur keluar, lalu di dalam wadah (piring atau mangkok), telur tersebut dicampur dengan sperma dan selanjutnya dimasukkan ke dalam akuarium untuk ditetaskan.
Jenis ikan Patin
sedikitnya ada tiga jenis ikan patin yang sering dibudidayakan
1. Patin Jambal (Pangasius djambal)
2. Patin siam (Pangasius hypophthalmus)
3. Patin Pasupati
Patin dan jambal siam memang sama-sama jambal air tawar dan masih merupakan satu spesies (Pangasius Sp). Dua-duanya masuk keluarga lele (cat fish). Karenanya, masyarakat sangat sulit untuk membedakan, mana patin asli dan mana yang jambal siam. Ketika baru saja diintroduksi ke Indonesia, jambal siam masih sangat populer disebut sebagai lele bangkok. Bahkan sampai dengan tahun 1980an, ikan ini masih dibedakan dengan patin. Saat ini ikan patin asli justru disebut sebagai jambal roti (setelah menjadi ikan asin), sementara yang jambal siam justru dinobatkan sebagai "patin" ketika masih segar.
Selain patin dan jambal siam, kita juga masih memiliki jambal lokal yang lazim disebut ikan juara (Pangasius pangasius) dan ikan wagal (Pangasius micronema). Ikan-ikan jambal ini banyak dijumpai di perairan pulau Sumatera maupun Kalimantan. Kadang-kadang masyarakat membudidayakannya dalam karamba di sungai maupun rawa-rawa. Benihnya diambil (ditangkap) di perairan umum. Sebab sampai sekarang jambal-jambal kita ini masih belum bisa dipijahkan (dibiakkan) secara buatan dalam skala komersial sebagaimana halnya dengan jambal siam. Meskipun BPPD (sekarang menjadi Balai Penelitian Perikanan Air Tawar/Balitkanwar), telah melakukan serangkaian penelitian dan percobaan.
Ikan patin dalam hidangan
1. Sate ikan Patin
Sama seperti sate lainnya, daging ikan patin yang sudah dipotong-potong selanjutnya dimasukkan kedalam tusukan. Sembari menunggu dibakar siapkan bumbunya. Sama seperti sate kambing, bumbu sate ikan patin pun terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabe, tomat, jeruk nipis, dan kecap.
2. Pindang Ikan Patin
Konon jika kita sedang menikmati pindang patin, ada dua rasa yang muncul. Apabila yang terasa adalah bau tanah, berarti ikan patin yang dimasak berasal dari hasil ternak. Namun bila yang terasa tidak ada bau tanahnya, berarti ikan tersebut berasal langsung dari sungai. Tak pelak cara pengolahan menjadi kunci utama untuk menampilkan rasa yang pas untuk lidah kita.
Biasanya pindang ikan patin disajikan dalam keadaan panas diatas sebuah mangkuk. Aroma menggugah selera sontak tercium. Bagi yang sudah merasa lapar, inginnya segera mencicipinya. Dengan ramuan bumbu yang terdiri dari kemangi, bawang, nanas, irisan cabai dan tomat menjadikan perpaduan rasa yang dahsyat.
3. Patin Bakar
kan patin bakar menebarkan aroma harum yang dahsyat. Dibakar sampai kering namun dagingnya tetap gurih dan lembut. Dicocol dengan sambal kecap plus lalapan bikin lidah tak mau berhenti bergoyang. Nyam..nyam!
Lihat juga disini
tips dan trik memancing ikan patin
source :
http://nusantarakini.com/berita-99-pindang-patin-menu-sajian-bumi-sriwijaya.html
1 komentar:
terima kasih atas informasinya.
Posting Komentar